SELAMAT DATANG DI BLOG IPNU KOTA CIMAHI

IPNU DULU, KINI DAN AKAN DATANG: Ikhtiyar Menuju Organisasi Pemberdaya

Selasa, 01 Mei 2012 0 komentar

Achmad Syauqi 
Ketua Umum PP IPNU
(1)
Mula-mula ingin saya katakan bahwa IPNU adalah “The main place of regeneration”. Kalimat itu patut disematkan kepada IPNU sebagai tulang punggung kaderisasi NU, sekaligus kaderisasi bangsa.
Betapa tidak! IPNU sejak awal kelahirannya telah mengemban amanat luhur sebagai pengkaderan pelajar yang merupakan basis generasi muda NU. Pada saat bersamaan, secara ideasional diaspora potensi kader diharapkan mampu mewarnai dinamika NU dalam konteks keumatan dan menjadi penentu sejarah bangsa dalam konteks kebangsaan.
Inilah posisi penting IPNU ditengah fluktuasi problematika keumatan dan kebangsaan sejak dulu, sekarang bahkan hingga di masa yang akan datang. Sebab kehadiran IPNU dilandasi oleh kebutuhan hadirnya kader pemimpin umat dan pemimpin bangsa yang mempunyai kemapanan sikap mental, kearifan perilaku, kecerdasan spiritual, kekayaan khazanah keilmuan dan inovasi tinggi. Kader IPNU adalah para inisiator unggul yang mampu mengkreasi tawaran-tawaran solutif atas problem pendidikan, problem stagnasi kaderisasi maupun dilema sosial kebangsaan yang ada selama ini dan akan datang.
(2)
Sebelum mengeksplorasi lebih lanjut orientasi progresif dan kerangka masa depan organisasi yang kita cintai ini, alangkah baiknya kalau kita menapak-tilasi jejak-jejak historis IPNU untuk mengetahui spirit masa (zeitgeist) dari ruang diskursif generasi IPNU yang berbeda-beda.
Ditilik dari latar historis, semangat berorganisasi dan berkader di IPNU tampak dari cikal bakal kelahirannya. Semenjak adanya Persano (Persatoean Santri Nahdlatoel Oelama) pada 1939, IMNU (Ikatan Murid Nahdlatul Ulama) di Malang pada 1947 dan di Semarang 1950, PARPENO (Persatoean Pelajar Nahdlatoel Oelama) di Kediri sampai keberadaan Ikatan Pelajar Islam Nahdlatul Ulama di Bangil. Hingga pada kongres LP Ma’arif di Semarang tanggal 24 Februari 1954/20 Jumadil akhir 1373 H, almarhum Tholchah Mansyur (Malang), Sofyan Cholil (Jombang), H. Mustamal (Solo) bermusyawarah untuk mempersatukan organisasi-organisasi tersebut dalam satu wadah, satu nama dan satu faham dengan nama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama yang disingkat IPNU.
Sejak saat itu  IPNU berada dibawah naungan LP Ma’arif. Dan tepatnya di Kongres IV Surabaya tahun 1966, IPNU resmi menjadi badan otonom NU. Pada perkembangan selanjutnya IPNU sempat mengalami peredupan kiprah dan penurunan, karena terimbas oleh despotisme kebijakan pemerintah dan benih totalitarianisme Orde Baru. Hal ini berimplikasi pada akomodasi kepentingan negara untuk menerima Pancasila sebagai asas tunggal organisasi dengan merubah akronim ‘pelajar’ menjadi ‘putera’. Perubahan nama itu berkonsekwensi pada perluasan zona garap dan target group yang awalnya spesifik ke ranah pelajar, menjadi lebih makro ke ranah pemuda secara umum. Kondisi semacam itu sekaligus memengaruhi fokus kinerja dan kerangka programatik IPNU secara keseluruhan.
Sehingga amanat Kongres XIII di Makassar pada Maret 2000 menitahkan agar IPNU kembali ke basis pelajar dan santri. Dan secara verbal akronim ‘putera’ pun dikembalikan kepada ‘pelajar’ pada Kongres XIV pada 18-24 Juni 2003 di Surabaya. Hingga saat ini pun, Ikatan ‘Pelajar’ Nahdlatul Ulama mempunyai target group pelajar yang berkorelasi langsung dengan beragam problem pendidikan secara menyeluruh.
(3)
Napak tilas singkat historiografi IPNU diatas telah menjelaskan kepada kita semua bahwa semenjak awal hingga kini dan nanti di masa mendatang, IPNU tetap konsisten, istiqomah dan berkomitmen menjadi ruang dialektika kader-kader pelajar, sekaligus sebagai ‘kawah candradimuka’ kaderisasi generasi masa depan NU.
Positioning semacam ini secara kontinyu dilakoni oleh IPNU, sehingga IPNU sedang dan telah menjadi organisasi pembelajar, meski secara ideal masih membutuhkan berbagai pembenahan disana-sini. Sebagaimana yang sering saya sampaikan, bahwa organisasi pembelajar atau learning organisation adalah organisasi yang tidak hanya menghasilkan produk, tapi juga melakukan peningkatan kualitas diri, terobosan, kreatifitas dan kemampuan multidisipliner.
Harus kita sadari bersama bahwa IPNU saat ini dan di masa mendatang, menghadapi berbagai tantangan yang kian hari kian berat. Dalam berbagai kesempatan tidak jarang saya menyampaikan adanya berbagai tantangan IPNU ke depan, terkait problematitika makro-eksternal seperti liberalisasi ekonomi yang berpengaruh pada kapitalisasi dunia pendidikan, kian merosotnya Human Development Index atau rating kualitas SDM Indonesia dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain, maupun kegagapan kita dalam mengadaptasi kemajuan teknologi dan informasi.
Salah satu problem yang tak kalah penting adalah benih radikalisasi agama yang kini sedang menggejala di kalangan pelajar. Penelitian paling mutakhir oleh Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian, menyebutkan 48,9 persen pelajar tingkat SMP dan SMA di Jabodetabek menyatakan siap melakukan kekerasan terkait isu agama dan moral. Fakta ini tentu sangat mencengangkan kita semua.
Berbagai ikhtiar programatik telah dan sedang kita laksanakan untuk menjawab fenomena tersebut. Diantaranya, sejak awal kepengurusan kita di PP IPNU, radikalisme agama merupakan satu mind issue yang secara konsisten kita lawan. Kita telah mendesak pemerintah untuk mencabut dan meninjau ulang SK Menteri Pendidikan Kebudayaan RI Nomor 0209/4/1984 dan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud tanggal 9 Juni 1980 tentang monopoli OSIS sebagai organisasi pelajar, karena nyata-nyata di dalamnya telah tumbuh subur penanaman benih radikalisme melalui Rohis (rohaniawan Islam). Kita bahkan telah bertemu dengan wakil Presiden Boediono dan menyampaikan desakan untuk segera menyikapi dan bertindak tegas terhadap ancaman radikalisasi di kalangan pelajar. Beragam program empat pilar yang bekerja sama dengan MPR RI juga sedang dalam proses pelaksanaan, sebagai bukti keterlibatan aktif IPNU menopang Pancasila, nasionalisme dan eksistensi NKRI dari rongrongan kaum radikalis.
Selain itu pula, dalam rangka meningkatkan kualitas SDM kader IPNU, kita sedang menggalakkan pendidikan anak-anak pintar usia SMA agar mempunyai kemampuan ilmu multidisipliner, kepiawaian berorganisasi, mengasah talenta kepemimpinan sekaligus mempunyai social and political concern. Upaya itu kita lakukan melalui Beasiswa Pintar. Kita juga telah dan sedang menggalakkan peningkatan kapasitas militansi dan pendalaman materi kaderisasi melalui berbagai workshop kadiresasi dan rencana pembuatan modul kaderisasi, meski hingga kini masih menemui beberapa hambatan. Kita berharap semoga segera tuntas.
(4)
Dialektika programatik yang telah dan sedang kita gagas sesungguhnya menjadi ikhtiyar dan ijtihad organisatoris dalam memerankan diri sebagai learning organisation dan menjawab himpitan tantangan yang kita hadapi saat ini.
Lebih lanjut, tidak sekedar kebutuhan akan learning organisation, di masa mendatang IPNU harus siap menjadi organisasi pemberdaya (empowering organisation), yaitu organisasi yang mampu memberdayakan para kadernya menjadi para kreator, inisiator dan inspirator yang menjalankan roda organisasi ke arah peran-peran profetik-keumatan dan kebangsaan. Ketiga kata: ‘kreator, inisiator dan inspirator’ itulah yang menjadi motor penggerak dinamika organisasi.
Ketiga katab kunci tersebut didalam Empoworing organization sebagaimana digagas oleh David Gershon dalam The Empowering Organization: Changing Behavior and Development Talent in Organizations, memerlukan sinergi yang baik dari masing-masing kader di dalam organisasi. Setidaknya terdapat lima pilar utama menuju organisasi pemberdaya.
Pertama, tanggungjawab bersama (group responsibility). Tanggungjawab bersama ini mutlak dilakukan melalui sinergi programatik sesuai kewenangan masing-masing.
Kedua, kepercayaan (trust). Ini penting diberdayakan antar masing-masing elemen di dalam organisasi agar terjadi mutualisme pola kerja dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Ketiga, keseriusan berproses bersama dalam meningkatkan kemampuan diri (personal and group processe skill). Beragam permasalahan dan  tantangan yang dihadapi organisasi harusnya dijadikan alat untuk belajar mencari formula solutif. Jadi kader-kader IPNU akan terbiasa menghadapi masalah dan sekaligus menyelesaikannya dengan cepat dan tepat.
Keempat, pembelajaran dan pengembangan diri (learning and growing). Pembelajaran sebenarnya mendapatkan inti artinya untuk menjadi sangat manusiawi (humanis). Melalui pembelajaran kita dapat melakukan sesuatu yang tidak pernah dapat kita lakukan sebelumnya. Melalui pembelajaran kita merasakan kembali dunia dan hubungan kita dengan dunia tersebut. Melalui pembelajaran kita memperluas kapasitas kita untuk menciptakan, menjadi bagian dari proses pembentukan kehidupan. Pandangan ini tidak jauh berbeda dengan pesan moral yang terkandung dalam salam kebanggaan warga IPNU, "belajar, berjuang, bertaqwa".
Kelima, saling menjaga (carying). Organisasi akan karut-marut jika kader satu dan lainnya tidak saling menjaga, sebaliknya saling menjegal. Ini artinya, betapapun kuatnya arus politik yang terjadi di dalam organisasi sebagai bagian dari dinamika internal, musti ada kesepakatan bersama sejauhmana koridor politik dilakukan, dan sejauhmana masing-masing kader saling menopang dan menjaga satu dan lainnya.
Nah, kelima poin tersebut diatas menjadi semacam inspirasi dan terapi bagi IPNU untuk melahirkan kader-kader militan, kreator, inisiator dan sekaligus inspirator. Pada akhirnya, empowering organization dapat menjadi peta jalan (road map) bagi proses menuju IPNU yang berdaya, kreatif, inovatif dan inspiratif. Sehingga harapan NU dan harapan bangsa kepada kader-kader IPNU untuk menata masa depan tidak akan sia-sia.
Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq

Persyaratan Beasiswa PBNU ke Empat Negara

Senin, 02 April 2012 1 komentar

Jakarta, NU Online
Sebagai tindaklanjut tawaran beasiswa yg diterima oleh NU ke empat negara (Taiwan, Aljazair, USA dan Australia), dan banyaknya pertanyaan yang muncul seputar beasiswa tersebut diatas, bersama ini Biro Kerjasama Beasiswa PBNU menyampaikan beberapa persyaratan administratif sebagai berikut :

1. Photocopy legalisir Ijazah terakhir
2. Photocopy legalisir Transkrip nilai
3. Permohonan memperoleh beasiswa dari calon penerima beasiswa, dengan mencantumkan negara/universitas yang akan dituju, disertai dengan CV (Daftar Riwayat Hidup)
4. Pasphoto berwarna ukuran 4x6 = 10 lbr dan ukuran 3x4 = 5 lembar
5. Rekomendasi dari NU setempat (PWNU atau PCNU atau MWC)
6. Sertifikat TOEFL terbaru (maksimal thn 2011) dengan skor minimal 500.

Persyaratan khusus :
1. Bagi yg melamar beasiswa ke Timur Tengah wajib mempunyai hafalan Qur'an, minimal 2 juz utk program S-1, 3 juz untuk program S-2, dan 5 juz untuk program S-3, dan tidak diwajibkan sertifikat TOEFL. Hanya saja akan diadakan tes tulisan dan lisan di PBNU (waktu akan ditentukan kemudian)

2. Bagi yg mengajukan beasiswa ke USA, Taiwan, dan Australia, wajib bisa membaca al Qur'an dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwid (akan dilakukan test lisan dan tulisan di PBNU seputar al Qur'an, wawasan kebangsaan, wawasan ke-NU-an dan Aswaja).

3. Untuk program S-1 usia ijazah maksimal 2 tahun sejak tahun kelulusan

4. Khusus lamaran ke USA, persyaratan administrarif tersebut diatas diterima paling lambat tgl 10 Maret 2012. Permohonan yg masuk setelah tanggal tersebut diatas tidak dapat kami layani.

5. Berkas lamaran dimasukkan dalam amplop tertutup dan dikirimkan ke Sekretaris Jenderal PBNU c.q Biro Kerjasama Beasiswa PBNU, d/a Gedung PBNU Lt. 8, Jln. Kramat Raya no. 164 Jakarta Pusat 10310.

Sebagai tambahan, bahwa yg ke USA itu adalah di Harvard Seminary untuk jurusan Agama, Peradaban, dan Perdamaian.

Untuk yg ke Taiwan jurusan Pertanian.

Untuk ke Aljazair semua jurusan termasuk jurusan tehnik dan kedokteran.

Untuk ke Australia semua jurusan dan akan dikonfirmasikan ulang ke Kedubes Australia di Jakarta.

Jika ada pertanyaan diluar persyaratan yg sudah kami tetapkan, silakan lgsg menghubungi kami di :

Ridho +6281586431808 atau email ahraar_01@yahoo.com atau Twitter @Ahraar1208.
Ajat Sudrajat 085312346312 dan email: sudradjat_lc@yahoo.co.id

http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,36737-lang,id-c,warta-t,Update+Persyaratan+Beasiswa+PBNU+ke+Empat+Negara-.phpx

ISNU Pamekasan Bentuk Lembaga Bimbingan Belajar & Kursus

0 komentar

Pamekasan, NU Online
Salah satu hasil pertemuan bulanan ISNU di kediaman sekretaris ISNU Pamekasan H Romli, Jumat (30/3) ialah pembentukan lembaga bimbingan belajar & kursus NU di Pamekasan. Sebanyak 50-an pengurus ISNU yang hadir saat itu tak satu pun yang keberatan dengan hasil yang dikukuhkan ketua PCNU Pamekasan KH Abdul Ghoffar, itu.

Pada minggu pertama April nanti, para petinggi ISNU, Pergunu, LP Ma’arif, dan PCNU hendak berkumpul di kantor PCNU Pamekasan, mau memusyawarahkan pembentukan lembaga tersebut.

“Saya sangat merespon positif kepastian pembentukan lembaga ini,” ujar Kiai Ghoffar. “Melalui lembaga inilah nantinya para pelajar kelas akhir punya kesempatan meraih peluang beasiswa ketika akan melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.”

Dikatakan, output dari lembaga tersebut diharapkan bisa mendapatkan beasiswa Bidik Misi dari Diknas serta beasiswa lainnya, sebab tak sedikit di Pamekasan anak didik pintar tapi tak melanjutkan ke perguruan tinggi karena tak mampu dan tiada yang mengurusinya.

Lembaga yang akan ditempatkan di lantai II gedung NU lama tersebut akan membuka kursus MIPA bahasa Inggris, bahasa Arab, dan sebagainya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat NU di Pamekasan.

“Saya siap menindaklanjutinya ke pusat (PBNU, red.),” tegas Kiai Ghoffar tanpa melepaskan senyuman khasnya.

Kiai Ghoffar menambahkan, lembaga tersebut akan diupayakan untuk menjawab tantangan NU selama ini yang belum juga tertangani secara maksimal.

“Khususnya dalam kebahasaan,” kata Kiai Ghoffar. “Ketika dari dulu hingga kini PBNU menerima tawaran beasiswa dari kampus-kampus maju luar negeri, sedikit sekali pelajar atau pemuda NU yang lolos karena masalah kebahasaan.”

http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,37252-lang,id-c,nasional-t,ISNU+Pamekasan+Bentuk+Lembaga+Bimbingan+Belajar+++Kursus-.phpx

Kemenbud Luncurkan 1000 beasiswa

Rabu, 08 Februari 2012 0 komentar

Yogyakarta, NU Online
Seperti tahun lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali meluncurkan 1.000 beasiswa unggulan. Beasiswa yang digulirkan diperuntukkan bagi mahasiswa program sarjana (S-1), pascasarjana (S-2), dan doktoral (S-3).

"Seribu beasiswa unggulan ini dialokasikan bagi mahasiswa di seluruh Indonesia di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbud Musa Yosef di sela-sela peluncuran beasiswa unggulan di Sekolah Pascasarjana UGM, Sabtu (8/1).

Dijelaskan, guna merealisasikan program itu, Kemendikbud mengucurkan anggaran sebesar 94 miliar rupiah. Anggaran tersebut tidak hanya dialokasikan bagi penerima beasiswa yang baru, tetapi juga mahasiswa lama tahun ajaran 2010/2011.

Meski sempat mengalami penurunan, program yang mulai digulirkan sejak 2006 itu selalu mengundang peminat dan terserap sepenuhnya. Tercatat peminat dari Pulau Jawa mendominasi sebagai yang paling banyak menerima beasiswa tersebut. Beasiswa diberikan untuk menutup pembayaran biaya pendidikan atau Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) mahasiswa selama berkuliah.

Sementara itu, untuk mahasiswa yang berkuliah di luar negeri dalam program double degree, beasiswa mencakup pula untuk pemenuhan kebutuhan living cost atau biaya hidup selama berkuliah.

"Untuk tahun ini, seribu penerima beasiswa merupakan hasil seleksi dari sekitar 10.000 calon yang diseleksi di tingkat perguruan tinggi," ujarnya.


Ditambahkan, untuk bisa mendapatkan beasiswa tersebut, mahasiswa disyaratkan mempunyai Indeks Prestasi (IP) minimal 3,25 dan TOEFL 500. Beasiswa Unggulan tidak hanya membuka kesempatan bagi mereka yang memiliki nilai akademik bagus, tetapi juga bagi yang memiliki prestasi di bidang olahraga dan seni.


Direktur Sekolah Pascasarjana UGM Prof Dr Hartono mengatakan, tercatat sebanyak 80 mahasiswa UGM menerima beasiswa unggulan. Jumlah itu masih ditambah dengan 37 mahasiswa lain sebagai penerima beasiswa yang baru.


Setiap mahasiswa yang studi lanjut di UGM memperoleh besaran beasiswa unggulan sekitar 35 juta rupiah sampai dengan lulus kuliah. Untuk mahasiswa yang mengikuti program double degree akan menerima lebih dari 100 juta rupiah sebab selain SPP, mahasiswa juga diberikan jatah untuk biaya perjalanan dan living cost.


www.nu.or.id

KH Hasyim Muzadi, "Mantan Napi Korupsi Jangan Boleh Nyaleg"

0 komentar

CIMAHI, (PRLM).- Ketua Dewan Syuro Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi menyatakan, mantan napi koruptor harus dipilah antara kasus kecil dan besar tergantung nilai kerugian yang diderita negara.
"Kalau kasus berat, enggak usah lah dikasih keringanan sampai boleh nyaleg. Nanti, korupsi lagi," ujarnya, saat ditemui usai acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tingkat Kota Cimahi di Mesjid Agung Cimahi Jln. Jend. Amir Mahmud Kota Cimahi, Selasa (7/2).
Pernyataan tersebut dilontarkan Hasyim menanggapi Putusan Mahkamah Konstitusi atas uji materiil atas 3 pasal pada UU tentang Pemilu dan Pemda yang dilakukan oleh Robertus, eks terpidana pada kasus pembunuhan di Pagar Alam, Sumatera Selatan. Keputusan MK itu membolehkan mantan narapidana yang pernah menjadi terpidana dengan ancaman hukuman 5 tahun atau lebih dapat menjadi peserta pemilu.
Berbekal putusan MK itu, Robertus berniat mencalonkan diri menjadi Caleg pada Pemilu 2014. Komisi II DPR melalui Panja Pemilu sedang melakukan revisi UU Pemilu dan akan mengakomodir Putusan MK tersebut.
Menurut dia, dalam persaingan korupsi, terdapat manipulasi dalam proses persidangan. "Selama ini, kasus yang nilai korupsinya sedikit yang dihukum, yang korupsinya besar lolos dari hukum atau hanya dihukum seadanya. Padahal, bukan berarti mereka tidak bersalah tapi proses peradilannya tidak menyentuh mereka," ucapnya. (A-158/A-107)***

www.pikiran-rakyat.com

 
IPNU KOTA CIMAHI © 2011 | Designed by Hikamul Haq